B
A B I
P
E N D A H U L U A N
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pada
hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin
diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan
efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan
dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana
hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan
perilaku yang bertanggung jawab.
Namun
akhir – akhir ini kedisiplinan sangat sulit diterapkan, terutama kedisiplinan
pegawai baik pegawai negeri mupun pegawai tidak tetap (PTT) di lingkungan
pemerintah kabupaten Natuna, untuk itu penulis mencoba untuk mengangkat masalah
tersebut ke dalam makalah yang penulis buat dan berusaha memecahkan masalah
tersebut.
Kedisiplinan pegawai pada instansi atau satuan kerja
pemerintah baik pusat maupun daerah, masih terlihat dan terkesan kurang
ditaati. Sehingga, dijumpai berbagai pelanggaran disiplin pegawai yang
berdampak tidak mencapai target penyelesaian dalam tugasnya, dan ataupun beban
yang harus diselesaikan menjadi berlarut-larut. Sehingga akan sulit
menyelesaikannya, apabila pegawai yang bersangkutan sering meninggalkan kantor
pada jam kerja (bukan karena tugas), dan tanpa memberitahukan kepada atasan
langsungnya. Hal ini, sering terjadi karena kurangnya pengendalian dan kontrol
internal yang dilakukan oleh atasan langsungnya, maupun kesempatan untuk
melakukan hengkang dari jam kerja kantor sangat mudah karena faktor ruangan
yang saling berjauhan dan kurangnya kesadaran pegawai yang bertemperamen cuek,maupun
acuh untuk berdisiplin diri.
Faktor lain yang menjadikan pegawai yang suka
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, diantaranya beban kerja yang
bersangkutan secara rutin menjenuhkan, kurangnya dilibatkan dalam kegiatan
lainnya, sehingga merasa dislike personal dan berkeinginan seperti pegawai yang
lainnya, namun yang terjadi kabur dari jam kerja untuk memenuhi kerjaan di luar
tugas kantor, baik bisnis pribadi maupun sekedar membiasakan dirinya tidak
peduli dengan disiplin pegawai. Oleh karena itu, terjadi kurangnya komunitas
dan pada akhirnya tidak dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
seperti yang diharapkan dan sangat mempengaruhi kelancaran sinergis dan dapat
menyebabkan tidak terwujudnya tujuan disiplin kepegawaian.
1
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1.
Maksud
Maksud penulis membuat
karya tulis ini adalah untuk lebih memahami kinerja pegawai dilingkungan
pemerintah kabupaten natuna dalam hal kedisiplinan.
2.
Tujuan
Penulis mengangkat
permasalahan ini supaya dapat mencari solusi untuk mengatasi masalah
kedisiplinan, serta untuk meningkatkan kinerja pegawai yang lebih baik. Serta
untuk memenuhi tugas Civic education.
2
BAB
II
KERANGKA
TEORI
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi disiplin:
R. F. OLIVIA 91956)
Disiplin adalah merujuk pada
autoriti, keadaan kelas yang teratur, program studi yang sitematik, serta cara
penetapan peraturan atau hukuman
ABDULLAH SANI BIN YAHAYA
Disiplin adalah hubungan tata
tertib, tata susila, adab, akhlak, dan kesopanan
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Disiplin adalah tata tertib ( di
sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata
tertib, dsb)
Disiplin Pegawai tidak tetap, dalam
peraturan bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang pada akhirnya, menjadi
sebuah nilai positif bagi pegawai yang bersangkutan. Akan tetapi, sebagai
manusia baik dalam jajaran staf maupun pejabat yang berada di lingkungan pemerintah
kabupaten Natuna, masih terlihat adanya ketimpangan dalam mensikapi disiplin
pegawai..
Kedisiplinan Menjadi tanggungjawab PTT, sebagai cerminan kedisiplinan dalam melaksanakan kewajibannya, sebagai aparatur negara agar berkualitas dan menciptakan suasana yang kondusif.Indikator kedisiplinan pegawai, terlihat adanya pemenuhan kehadiran bekerja pada jam kerja kantor yang telah ditentukan, sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan melibatkan proses pengendalian kinerja agar berhasil guna dan gerdaya guna secara rutin dalam tugasnya sehari – hari di kantor.
Kedisiplinan Menjadi tanggungjawab PTT, sebagai cerminan kedisiplinan dalam melaksanakan kewajibannya, sebagai aparatur negara agar berkualitas dan menciptakan suasana yang kondusif.Indikator kedisiplinan pegawai, terlihat adanya pemenuhan kehadiran bekerja pada jam kerja kantor yang telah ditentukan, sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan melibatkan proses pengendalian kinerja agar berhasil guna dan gerdaya guna secara rutin dalam tugasnya sehari – hari di kantor.
3
BAB
III
PEMBAHASAN
MASALAH
A. ANALISIS
MASALAH
Berdisiplin sesuai dengan aturan yang ada, bagi PTT wajib untuk
menjunjung tinggi peraturan dan melihat kondisi bagi pegawai yang tidak
disiplin, maka sangat diperlukan kejelian berinisiatif dari pimpinan satuan
kerja, termasuk seluruh staf untuk menjadikan sebuah komunitas aparatur negara
yang konsekuen dan senantiasa menjaga serta melaksanakan kedisiplinan.Dari 18
orang yang terangkat dengan Surat Keputusan Bupati
sebagai PTT kurang lebih 6 pegawai yang bermasalah dengan kedisiplinan, dan
memang masih dalam batas bisa dikatakan logis. Akan tetapi, ditinjau dari
kewajiban dan hak PTT, pada dasarnya tidk ada perbedaan diantara satu dengan
yang lainnya.
Pada saat ini, pegawai Tidak Tetap di satuan kerja Perangkat Daerah kabupaten Natuna, dalam jenjang umur maupun karir masing-masing, dalam kondisi yang Labil Manajerial. Artinya, semua pegawai dalam posisi umur yang relative cenderung ingin mengejar berbagai fasilitas, dan karir. Sementara, pada era yang banyak mengimage kebutuhan hidup, masih kurang terpenuhi karena kurangnya peningkatan bidang Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan jenjang pendidikan. Alhasil masih banyak berpola pikir untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidupnya dan kurang berhasrat untuk meningkatkan jejang pendidikan. Padahal secara nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, merupakan salah satu instansi pemerintah yang memiliki visi ikut mencerdaskan bangsa. Tetapi, tidak semua PTTnya berorientasi kedepan untuk menjadi seorang pegawai yang mampu merubah dirinya menjadi pegawai yang memiliki karir ke jejang yang lebih tinggi dan profesional. Apabila manajemen PTT dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka paling tidak mengatasi kedisiplinan akan dapat terealisasi dengan memanfaatkan kesempatan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Kurangnya kedisiplinan Pegawai
tidak tetap antaralain :
1. Jam
kerja , banyak PTT yang berangkat dan pulang kerja tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku yaitu sesuai dengan keputusan bupati masuk kerja jam
08.00 dan pulang jam 16.00.
2. Kurangnya
disiplin dalan pekerjaan, misalnya tidak melakukan piket harian, istirahat
sebelum waktunya dll.
3. Disiplin
dalam berpakaian.
Misalnya
: tidak memakai atribut, memakai pakaian yang tidak sesuai.
4
B. PENYELESAIAN
MASALAH
Kedisiplinan sangat sulit diterapkan karena hukuman
saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang lebih disiplin serta setiap orang
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga membutuhkan cara yng tepat agar para
pegawai dapat disiplin, berikut penyelesaian masalah tentang kedisiplinan.
1. Disiplin
Jam kerja
Absensi dengan
menggunakan sidik jari seharusnya efektif akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak PTt yang Masuk kantor tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka
penyelesaian masalah kedsiplinan jam keja adalah sebagai berikut :
1)
System absensi scanner harus di
tingkatkan lagi penggunaannya serta pengawasannya oleh badan kepegawaian dan
dinas yang bersangkutan.
2)
Memperlakukan personal approach. Artinya
agar diantara bawahan dan atasan terjadi komunikasi aktif dalam jam kerja di
lingkungan organisasi masing-masing.
3)
Diberikan sanksi yang tegas kepada PTT
yang melanggar aturan disiplin jam kerja mulai dari lisan , tulisan hiongga
pemecatan pegawai yang bersangkutan.
4)
Diberikan hadiah kepada pegawai yang
taat aturan disiplin jam kerja, karena kalau hanya hukuman tidak akan membuat
pegawai menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.
5)
Mengoptimalkan dan memberdayakan PTT
yang ada sehingga mereka merasa dibutuhkan
6)
Menyesuaikan jumlah PTT sehingga tidak
terlalu banyak yang menganggur, karena hal ini akan menimbulkan ketergantungan
sesama PTT.
7)
Gunakan waktu kerja untuk bekerja, dan
fokuskan segala sesuatunya untuk mengabdi sebagai pegawai yang digaji dari
pungutan pajak rakyat.
2. Kurangnya
disiplin dalam pekerjaan
Sumber
daya manusia merupakan syarat utama dalam sebuah pekerjaan, karena SDM sangat
mempengaruhi kedisiplinan dalam bekerja. Penyelesaian masalah jam kerja adalah
sebagai berikut :
1)
Meningkatkan sumber daya manusia dalam
hal ini adlah PTT
2)
Adanya pengawasan dari pimpinan tempat
pegawai tersebut bekerja.
3)
Menciptakan kreativitas yang mendukung
terhadap kemampuan diri dalam berkarir dibidangnya masing-masing.
4)
Mengikuti berbagai kegiatan Diklat atau
program pencerahan bidang sumber daya manusia, sesuai dengan kegiatan yang ada
dalam anggaran tahun berjalan.
5
5)
Menciptakan komunikasi yang harmonis,
sehingga tidak terjadi kecemburuan social dalam lingkungan kerja
3.
Disiplin dalam berpakaian.
Sebagai
seorang pegawai dituntut untuk berpakain rapi serta mengikuti aturan yang telah
berlaku di lingkungan kerja. Ada beberapa pemecahan masalah dalam hal
kedisiplinan dalam berpakaian antara lain :
1)
Memberikan sanksi dan pengawasan pada
pegawai tidak tetap.
2)
Memberikan rambu – rambu dalam hal
berpakaian sesuai dengan aturan.
3)
Bagi atasan harus memberikan perhatian
kepada bawahannya.
4)
Memberikan kesadaran akan pentingnya disiplin berpakaian,
karena seragam adalah identitas.
6
BAB III
P
E N U T U P
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian
bahasan “ KEDISIPLINAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
NATUNA “ dapat disimpulkan bahwa :
1. Kedisplinan
membutugkan ketegasan dari pimpinan.
2. Menjalin
hubungan yang harmonis akan menjadikan hubungan antara atasan dan bawahan lebih
baik.
3. Perlu
adanya hadiah bagi pegawai yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar
kedisiplinan, untuk mennumbuhkan rasa percaya diri.
B. SARAN
Bertolak dari
pembahasan “ KEDISIPLINAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN NATUNA “ penyusun memberikan
saran sebagai berikut :
1.
Kedisiplinan sangat penting sehingga
perlu untuk lebih di tingkatkan
2.
Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar